Wednesday, August 18, 2010

Labalaba Menyulam Jaring



Jejaring laba-laba di sudut kamarmu, tumbuh bagai kelambu keranda di sela-sela jemarimu, menggoda amarah yang menderu. Pasangkan genta yang berbunyi saat diembus angin, menerjang angan akan kematian, seakan setan menghampirimu, menghampiri kita.


Jejaring laba-laba; sesunyi pusara malam, menumbuhkan lirih rindu yang menyeruak dada, hingga terasa enggan membunuh nelangsa. Gemintang tak jelang di pekat malam: gelap! Membuat semua mata buta. Adakah helai-helai kenangan kau gantung di jala-jalanya?


Aku: secuil kecil serangga mungil, menitiskan alunan merdu tanpa suara. Dengarkah getarnya mengirama? Tak kuasa biarkan asa bicara, seakan surga hanya fana. Sepi, sendiri mengusap kelam, rimba jiwa kian melegam, tinggallah kalbu yang terbenam.


Ingin kutambal langit-langitmu yang robek, kupetik garisnya, hingga sisa debu kelabu. Lalu menghunus butir-butir kenangan masa lalu, yang membelenggu siklus waktu, membelai ingatan yang terlupa. Ketika bisu semua, hening bagai mati, mungkin hilang ditelan mimpi.


Tinggallah di sini, sepotong jelaga yang kusam.
Sisakan cerita lama yang mendingin, yang menjaga agar sejarah terukir.
Maka kan kupegang itu sebagai harap nan getir………

0 comments:

Post a Comment